News Mamasa – Tragedi memilukan terjadi di Puskesmas Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Jumat (1/8/2025). Seorang pasien perempuan bernama Lina Limbong (45), warga Desa Batu Papan, meninggal dunia setelah tidak mendapat penanganan medis selama sekitar 15 menit karena ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) kosong tanpa petugas.

Peristiwa ini memicu kemarahan keluarga korban dan menjadi sorotan publik setelah rekaman video amatir viral di media sosial.
Pasien Dibawa dalam Kondisi Kritis
Keluarga membawa Lina ke Puskesmas Nosu sekitar pukul 18.00 Wita. Saat itu, kondisi Lina sudah kritis akibat komplikasi diabetes. Dengan jarak rumah ke puskesmas hanya tiga kilometer, keluarga berharap penanganan segera dapat menyelamatkan nyawanya.
Baca Juga : Tiga Titik di Ambon Dilanda Longsor saat Hujan Deras, Rumah Warga Hancur
Namun sesampainya di IGD, kondisi yang mereka temui sungguh mengejutkan. Ruangan tampak kosong tanpa satu pun tenaga medis.
“Kami sampai ke puskesmas, satu pun petugas medis tidak ada,” ujar Karyaindah, kerabat korban, dikutip dari Tribun Sulbar.
15 Menit Tanpa Penanganan
Dalam siaran langsung di akun Facebook Karyaindah Rombelinggi pukul 19.00 Wita, terlihat Lina terbaring lemah di ruang perawatan, dikelilingi keluarga yang panik. Kerabat menyebut Lina telah berada sekitar 15 menit di puskesmas tanpa pertolongan medis.
Situasi semakin mencekam ketika kondisi Lina memburuk. Sayangnya, sebelum ada tindakan medis, Lina akhirnya menghembuskan napas terakhir di ruang perawatan.
Keluarga Mengamuk, Warga Ikut Simpati
Kepergian Lina tanpa sempat mendapat pertolongan memicu emosi keluarga. Dalam video yang viral, keluarga korban tampak menangis histeris sekaligus marah kepada pihak puskesmas.
Amarah keluarga itu turut disaksikan sejumlah warga sekitar yang berada di lokasi. Publik pun meluapkan simpati dan kecaman melalui media sosial, menyoroti lemahnya pelayanan kesehatan di daerah terpencil.
Klarifikasi Puskesmas Nosu
Kepala Puskesmas Nosu, dr. Adolfina, angkat bicara terkait insiden tersebut. Ia mengakui adanya keterbatasan tenaga medis pada hari kejadian.
“Tidak benar kalau tidak ada pelayanan. Saat itu petugas siang sedang merujuk pasien ke Polewali, sementara beberapa tenaga medis lainnya cuti,” jelasnya.
Meski demikian, pernyataan tersebut tidak meredam kekecewaan keluarga dan masyarakat yang menilai seharusnya IGD tetap memiliki tenaga jaga setiap waktu.
Desakan Perbaikan Layanan Kesehatan
Kasus ini menjadi tamparan bagi pelayanan kesehatan di Mamasa, khususnya di wilayah pedalaman. Warga mendesak pemerintah daerah dan dinas kesehatan untuk memastikan ketersediaan tenaga medis 24 jam di puskesmas, mengingat fasilitas tersebut menjadi rujukan pertama masyarakat desa saat kondisi darurat.
Tragedi Lina Limbong menambah daftar panjang persoalan pelayanan kesehatan di daerah. Publik berharap insiden ini menjadi evaluasi serius agar kejadian serupa tidak terulang dan setiap warga bisa mendapatkan hak atas layanan kesehatan yang layak dan cepat.








