News Mamasa — Seorang warga di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, masih terbaring tak berdaya akibat luka berat setelah tertimpa reruntuhan saat gempa mengguncang wilayah tersebut beberapa hari lalu. Korban, bernama Yosef (46), mengalami patah tulang punggung dan hingga kini belum mendapatkan perawatan medis memadai karena keterbatasan fasilitas dan akses layanan kesehatan.

Kondisi Korban Masih Mengkhawatirkan
Menurut keterangan keluarga, Yosef berada di dalam rumah saat gempa mengguncang Mamasa. Bagian atap dan dinding rumah roboh, menimpa tubuhnya dan menyebabkan kelumpuhan pada bagian pinggang ke bawah.
Baca Juga : Puluhan Pekerja Babana Stop 12 Truk CPO: Protes Meletup, Kebijakan Disebut Sangat Merugikan
“Beliau tidak bisa bergerak sama sekali. Kami hanya bisa menjaga di rumah karena akses ke rumah sakit sulit dan biaya juga menjadi kendala,” ungkap Maria, istri korban.
Sejak kejadian, Yosef hanya mendapat perawatan seadanya dari keluarga dan tetangga. Ia mengeluhkan nyeri hebat dan kesulitan bernapas, sementara pihak keluarga berharap adanya bantuan evakuasi medis untuk membawa korban ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Akses Medis Terhambat Kondisi Geografis
Gempa yang terjadi di Mamasa pekan lalu juga merusak sejumlah infrastruktur, termasuk jalan menuju puskesmas dan rumah sakit rujukan. Beberapa titik longsor membuat ambulans tidak dapat menjangkau lokasi korban.
Kepala Desa setempat, Simon, mengungkapkan bahwa pihak pemerintah desa sudah berupaya menghubungi dinas terkait, namun kendala medan masih menghambat penanganan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Kesehatan. Tapi jalan masih tertutup material longsor di beberapa titik, sehingga evakuasi tidak bisa cepat dilakukan,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah kabupaten segera menurunkan alat berat dan tim medis bergerak cepat untuk memastikan korban mendapatkan perawatan yang semestinya.
BPBD Mamasa: Tim Sedang Diupayakan untuk Turun Lokasi
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamasa menyebut bahwa tim sudah disiapkan untuk turun ke lokasi korban. Namun, cuaca dan akses yang terputus menjadi faktor penghambat utama.
“Kami memahami kondisi korban sangat kritis. Tim medis dan tim evakuasi sudah siap, tinggal menunggu akses dibuka. Alat berat sudah dikerahkan sejak kemarin,” kata Arman, perwakilan BPBD Mamasa.
Pihak BPBD mengimbau warga tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah desa untuk menghindari lokasi-lokasi rawan longsor.
Keluarga Memohon Bantuan Pemerintah dan Dermawan
Keluarga Yosef saat ini sangat berharap adanya uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat luas. Selain biaya pengobatan yang diperkirakan besar, mereka juga membutuhkan bantuan logistik dan dukungan moral.
“Kami mohon pemerintah membantu membawa beliau ke rumah sakit. Kami sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi,” ucap Maria dengan suara bergetar.
Warga sekitar juga bergotong-royong memberikan bantuan seadanya. Namun kondisi korban dinilai tidak bisa menunggu lebih lama, mengingat risiko komplikasi yang semakin besar.
Dengan situasi ini, masyarakat Mamasa berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat dan terukur untuk memastikan semua korban gempa, khususnya yang mengalami luka berat seperti Yosef, mendapatkan penanganan medis yang layak.








